Jumat, 02 Mei 2008

TREND DAN ISYU KEHAMILAN

Era globalisasi menuntut adanya perubahan cara pandang pada segala bidang termasuk juga kebidanan. Salah satu tujuan pelayanan kebidanan adalah meningkatkan kesejahteraan keluarga pada masa childbearing. Proses adaptasi keluarga pada masa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemahaman tentang ilmu dan teknologi masyarakat. Ketika proses childbearing tidak berubah namun masyarakat kita telah berubah, sehingga perawat maternitas harus mampu berfikir kritis, berespon secara tepat terhadap perubahan, trend dan isyu pelaksanaan pelayanan kebidanan.
Beberapa tren dan isyu kebidanan adalah berkaitan dengan kemajuan teknologi, masalah demografik, budaya ekonomi serta legal dan etik.
l. Trend dan Isyu berkaitan dengan kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi dalam komunikasi serta transportasi membuat kita mudah berinteraksi dengan siapapun didunia ini. Dibidang kesehatan, teknologi seperti pisau bermata dua, disatu sisi membantu menyelesaikan masalah, disisi yang lain menimbulkan masalah. Teknologi dapat mendiagnosa dan mengobati penyakit serius namun juga dapat mengembangkan jenis virus atau mikroorganisme yang baru.
Area spesifik kemajuan teknologi yang mempengaruhi pelayanan kebidanan adalah berkaitan dengan fertilitas, konseling genetika dan uji diagnostik antenatal dan intranatal.
a. Fertilitas
Dahulu, konsepsi terjadi begitu saja tanpa diatur dan diperkirakan, namun sekarang dapat diatur dan direncanakan dengan baik.Prosedur in vitro vertilization, ensiminasi buatan, ibu pengganti serta cloning manusia telah dilakukan, meskipun sejauh ini masih muncul dilema etik dan moral pada masyarakat kita.
Kebijakan pemerintah mengenai keluarga berencana telah dinilai berhasil. Sebagian orang memandang penggunaan kontrasepsi merupakan kewajiban untuk membatasi jumlah anak. Penggunaan pil kontrasepsi darurat telah di legalkan dalam keadaan-keadaan mendesak sebagai upaya menurunkan kematian wanita akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Wanita adalah konsumen terbesar dalam upaya pembatasan kehamilan (KB), sehingga sejauh mana peran serta pria dalam KB. Perawat harus belajar memahami masyarakat yang ingin terbebas dari kontroversi tersebut.
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja (PKRR) telah banyak dilaksanakan melalui `peer education' sebagai upaya mempersiapkan remaja untuk memberikan informasi yang benar tentang reproduksi. Apakah PKRR cukup efektif jika VCD porno dijual bebas? Bagaimana peran agama sebagai benteng pertahanan?
Selain status gizi ibu faktor radiasi juga duga sebagai penyebab kelainan kongenital. Jika diketahui terdapat kelainan kongenital apa yang akan dilakukan?

b. Konseling genetika
Konseling genetika telah dianjurkan kepada calon pasangan untuk mencegah kelainan genetika (kecacatan) pada keturunannya. Pemeriksaan genetika membutuhkan biaya yang mahal. Untuk mendapatkan generasi unggul, siapa yang haris membayar? Apakah diperlukan? Oleh siapa? Bila diketahui janin mengalami kelainan genetika apa yang akan dilakukan orang tua? Jika pasangan diketahui terdapat kelainan genetic haruskan dilarang untuk memiliki keturunan?

c. Testing diagnostik
Test diagnostik dalam kebidanan berkembang sangat pesat, memungkinkan kita menentukan status janin dalam uterus seperti amniocentesis, USG dan monitor janin elektrik. Dalam banyak kasus dapat dilakukan deteksi dini dan pengobatannya untuk mencegah berbagai komplikasi, namun ketersediaannya mengakibatkan penggunaan berlebihan oleh dokter. Penggunaan test diagnostik juga berkontribusi terhadap meningkatnya biaya pelayanan kebidanan. Seberapa tepatnya penggunaan test diagnostik? Kapan masalah dideteksi? Apa intervensi yang tepat? Apakah kehamilan harus diterminasi? Apa yang terjadi jika kehamilan tidak dikehendaki? Berapa tepatnya biaya pelayanan maternitas? Berapa tepatnya biaya test diagnostik? Apakan keuntungan yang diperoleh lebih banyak daripada resikonya? Siapa yang bertanggung jawab pada legal dan moral ketika hasilnya kurang baik akibat test diagnostik? Apakah semua test harus tersedia bagi semua wanita berapapun harganya?
Peran asuransi kesehatan menjadi begitu penting pada masa mendatang, walaupun tidak semua test diagnostik dapat ditanggung oleh asuransi. Untuk memotong biaya kesehatan, pada masa akan dikembangkan strategi baru untuk memotong biaya kesehatan seperti peningkatan upaya promosi kesehatan dan pengembangan kunjungan rumah (home visiting ) atau home health care.

2. Tren dan isyu demografik
a. Populasi
Masalah kependudukan di Indonesia bukan hanya menyangkut jumlah dan kepindahan penduduk, arus migrasi ataupun angka kelahiran dan kematian, namun telah bergeser pada masalah kualitas manusia menyangkut pendidikan, produkstifitas, kesehatan dan perbaikan gizi.

b. Ketersediaan pelayanan maternitas
Pelayanan maternitas kepada klien maternitas dan neonatal dengan resiko tinggi serta dilengkapi alat-alat modern, dengan konsep family centered care telah banyak di rumah sakit di kota-kota besar. Daerah terpencil justru kekurangan tenaga dan fasilitas kesehatan. Sarana transportasi menjadi kendala dalam merujuk ke kota tersekat. Akses terhadap pelayanan kesehatan terbatas oleh kondisi geografis serta ekonomi sehingga terjadi keterlambatan mengenali tanda bahaya dan pengambilan keputusan, terlambat mencapai tempat pelayanan dan penanganannya. Pelayanan maternitas yang dahulunya medical centered, saat ini sudah mulai back to nature

3. Trend dan isyu sosial budaya
Budaya adalah sistem kompleks yang melibatkan pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, nilai, kebiasaan, peran, sikap, dan perilaku. Budaya diturunkan dari generasi ke generasi baik secara formal dan informal.
Secara tradisional, keluarga didefinisikan sebagai ayah, ibu dan anak-anak yang berhubungan dengan perkawinan atau keturunan. Adanya kehamilan tidak diinginkan, perceraian, kematian salah satu pasangan dan adopsi mengakibatkan pengertian tersebut berubah. Keluarga campuan meningkat seiring dengan banyaknya pernikahan kembali bagi pasngan yang masing-masing sebelumnya pernah bercerai. Perceraian yang dulu dianggap tabu, sekarang pada sebagian masyarakat menganggap adalah hal yang biasa. Seorang ibu sebagai orang tua tunggal dituntut dapat bekerja untuk menghidupi keluarganya. Keluarga yang tidak harmonis beresiko pada perkembangan anak, juga pada perempuan dalam keluarga itu. Kasus kekerasan perempuan dalam keluarga dan diluar keluarga menjadi trend dan isyu global.

4. Trend dan isyu ekonomi
Krisis berkepanjangan suatu negara mengakibatkan ketidakstabilan harga Upaya mendapatkan sarana kesehatan bermutu adalah mahal serta susah untuk dijangkau masyarakat. Meskipun tunjangan kesehatan orang miskin telah dilaksanakan namun belum mencapai sasarannya, korupsi telah sampai pada tingkat terkecil di masyarakat.
Anak-anak serta perempuan-perempuan seakan-akan terlantar jika melihat banyak diantara mereka turun di jalan, bahkan dengan membawa bayi tampa mempertimbangakan efek terhadap kesehatannya.
Situasi sakit pada salah satu keluarga merupakan sumber stress yang tinggi, bahkan karena keterbatasan pengetahuan sehingga membiarkan suatu penyakit menjadi suatu yang biasa.
Lebih banyak wanita usia subur bekerja di luar rumah, mayoritas karena alas an ekonomi, ibu bekerja memiliki banyak hambatan baik mereka sendiri atau anaknya. Situasi kerja yang kurang kondusif dapat mengakibatkan hak-hak reproduksinya seringkali terabaikan, disamping deskriminasi terhadap laki-laki. Pelecehan seksual clan kecelakaan kerja merupakan resiko yang dihadapi perempuan.
Keluarga dengan ibu bekerja memungkinkan partisipasi laki-laki dalam urusan domestik termasuk merawat anak.
5. Isyu legal dan etik
a. Aborsi
Beberapa negara telah melegalkan aborsi dengan berbagai alasan, bahkan sebagai upaya pengendali laju penduduk. Bagaimana dengan proses penghancuran hasil konsepsi akibat penggunaan alat kontrasepsi?
b. Malpraktik
Masyarakat melalui banyak lembaga swadaya cenderung lebih kritis menilai kinerja pemberi pelayanan kesehatan, apakah sudah sesuai? Apakah merugikan klien? Tenaga kesehatan setiap kali berhadapan dengan tuntutan hukum.

Tidak ada komentar: